WELCOME TO MY BLOG, PLEASE COMMENT AND ENJOY

Konflik Batin

1. Pengertian

Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Dalam sastra diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama yakni pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya Alwi dkk (Dalam Kartika, 2008 : 22). Adapun pengertian konflik batin menurut Hardjana adalah terganggunya hubungan antara dua orang atau dua kelompok, perbuatan yang satu berlawnan dengan perbuatan yang lain sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.

Irwanto (1997: 207) menyebutkan bahwa pengertian konflik  adalah keadaan munculnya dua atau lebih kebutuhan pada saat yang bersamaan. Pendapat lain mengenai jenis konflik disebutkan sobur (2003:292-299), bahwa konflik mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut.
  1. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) Konflik ini  timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya positif (menyenangkan atau menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu di antaranya.
  2. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict) Konflik ini timbul jika dalam waktu yang sama timbul dua motif yang berlawanan mengenai satu objek, motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan, apakah akan mendekati atau menjauhi objek itu.
  3. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) Konflik ini terjadi apabila pada saat yang bersamaan, timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi. motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif.
Pada Umumnya konflik dapat dikenali karena beberapa ciri, menurut Kurt Lewin (dalam Irwanto, 1997: 213-216) adalah sebagai berikut.
  1. Konflik terjadi pada setiap orang dengan reaksi berbeda untuk rangsangan yang sama. Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang sifatnya pribadi.
  2. Konflik terjadi bilamana motif-motif mempunyai nilai yang seimbang atau kira-kira sama sehingga menimbulkan kebimbangan dan ketegangan.
  3. Konflik dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, mungkin beberapa detik, tetapi bisa juga berlangsung lama, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

2. Faktor -faktor yang mempengaruhi konflik batin

Faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam beberapa gangguan batin antara lain adalah:
  1. Agresi, menunjukkan bahwa konflik terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri.
  2. Kehilangan, merujuk pada perpisahan traumatik individu dengan benda atau seseorang yang sangat berarti. Kehilangan dalam masa kanak-kanak sebagai faktor predisposisi terjadinya konflik dan depresi pada masa dewasa.
  3. Kepribadian, menguaraikan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang terhadap faktor pencetus konflik.
  4. Kognitif, depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif sesorang terhadap dirinya sendiri, dunia seseorang dan masa depannya.
  5. Ketidakberdayaan, trauma bukanlah satu-satunya faktor menyebabkan masalah tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam kehidupannya,
  6. Perilaku, berkembang dari kerangka teori belajar sosial bahwa peyebab konflik dalam diri terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan. 

3. Konflik batin yang pernah dialami 

konflik batin pernah saya alami ketika saya berada di bangku sma pada tahun pertama. pada saat itu bisa dibilang saya adalah anak yang sangat malas sampai - sampai untuk masuk ke sekolah pun saya malas dan jarang. karena pada waktu itu saya tidak ada niat untuk sekolah yang ada pada pikirin saya hanya main dan main. Berbagai alasan sering saya berikan kepada orang tua saya agar saya tidak masuk sekolah tapi disamping itu saya selalu saja kepikiran tentang jasa orang tua saya yang sudah membiyai sekolah pada saat itu. pada akhirnya berbagai niat pun saya buat agar saya tidak malas lagi untuk ke sekolah tapi tetap saja hal itu tidak bisa mengalahkan rasa malas saya. Lalu sewaktu kenaikan kelas dan berganti kelas, saya bertemu dengan orang - orang yang lebih rajin dan pintar dar kelas saya sebelumnya. entah kenapa pada saat itu tekad saya terbentuk agar tidak ketinggalan dengan teman - teman saya di kelas baru itu. dan semenjak itu rasa malas di diri saya pun menghilang. dan saya akhirnya tau arti pentingnya kita bersekolah

Sumber : http://muntijo.wordpress.com/2011/07/21/analisis-konflik-batin-tokoh-isabella-dalam-novel-dadaisme-karya-dewi-sartikatinjauan-psikologi-sastra/

0 komentar :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Daftar Blog Saya



GUNADARMA UNIVERSITY















About Me

Popular Posts