BIO - INFORMATIKA
Bioinformatika, sesuai
dengan asal katanya yaitu “bio” dan “informatika”, adalah gabungan antara ilmu
biologi dan ilmu teknik informatika (TI). Pada umumnya, Bioinformatika
didefenisikan sebagai aplikasi dari alat komputasi dan analisa untuk menangkap
dan menginterpretasikan data-data biologi. Ilmu ini merupakan ilmu baru yang
yang merangkup berbagai disiplin ilmu termasuk ilmu komputer, matematika dan
fisika, biologi, dan ilmu kedokteran, dimana kesemuanya saling menunjang dan
saling bermanfaat satu sama lainnya.
Maka dapat disimpulkan,
Bioinformatika adalah ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional
untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis. Bidang ini mencakup
penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk memecahkan
masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan asam
amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini
meliputi basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens
(sequence alignment), prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur
protein maupun struktur sekunder RNA, analisis filogenetik, dan analisis
ekspresi gen.
Sejarah
Istilah bioinformatics
mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan
komputer dalam biologi. Namun demikian, penerapan bidang-bidang dalam
bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk
analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an.
Ilmu bioinformatika
lahir atas insiatif para ahli ilmu komputer berdasarkan artificial
intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam ini bisa
diuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk
mewujudkan hal ini diperlukan data-data yang yang menjadi kunci penentu
tindak-tanduk gejala alam tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA.
Bioinformatika ini penting untuk manajemen data-data dari dunia biologi dan
kedokteran modern. Perangkat utama Bioinformatika adalah program software dan didukung
oleh kesediaan internet.
Perkembangan teknologi
DNA rekombinan memainkan peranan penting dalam lahirnya bioinformatika.
Teknologi DNA rekombinan memunculkan suatu pengetahuan baru dalam rekayasa
genetika organisme yang dikenala bioteknologi. Perkembangan bioteknologi dari
bioteknologi tradisional ke bioteknologi modren salah satunya ditandainya
dengan kemampuan manusia dalam melakukan analisis DNA organisme, sekuensing DNA
dan manipulasi DNA.
Perkembangan jaringan
internet juga mendukung berkembangnya bioinformatika. Pangkalan data bioinformatika
yang terhubungkan melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengumpulkan hasil
sekuensing ke dalam pangkalan data tersebut serta memperoleh sekuens biologi
sebagai bahan analisis. Selain itu, penyebaran program-program aplikasi
bioinformatika melalui internet memudahkan ilmuwan dalam mengakses
program-program tersebut dan kemudian memudahkan pengembangannya.
Penerapan Utama Bioinformatika
1. Basis data sekuens biologis
Sesuai dengan jenis
informasi biologis yang disimpannya, basis data sekuens biologis dapat berupa
basis data primer untuk menyimpan sekuens primer asam nukleat maupunprotein,
basis data sekunder untuk menyimpan motif sekuens protein, dan basis data
struktur untuk menyimpan data struktur protein maupun asam nukleat.
Basis data utama untuk
sekuens asam nukleat saat ini adalah GenBank (Amerika Serikat), EMBL (Eropa),
dan DDB J(Inggris) (DNA Data Bank of Japan, Jepang). Ketiga basis data tersebut
bekerja sama dan bertukar data secara harian untuk menjaga keluasan cakupan
masing-masing basis data. Sumber utama data sekuens asam nukleat adalah submisi
langsung dari periset individual, proyek sekuensing genom, dan pendaftaran
paten. Selain berisi sekuens asam nukleat, entri dalam basis data sekuens asam
nukleat umumnya mengandung informasi tentang jenis asam nukleat (DNA atau RNA),
nama organisme sumber asam nukleat tersebut, dan pustaka yang berkaitan dengan
sekuens asam nukleat tersebut.
2. Penyejajaran sekuens
Penyejajaran sekuens
(sequence alignment) adalah proses penyusunan/pengaturan dua atau lebih sekuens
sehingga persamaan sekuens-sekuens tersebut tampak nyata. Hasil dari proses
tersebut juga disebut sebagai sequence alignment atau alignment saja. Baris
sekuens dalam suatu alignment diberi sisipan (umumnya dengan tanda
"–") sedemikian rupa sehingga kolom-kolomnya memuat karakter yang
identik atau sama di antara sekuens-sekuens tersebut. Berikut adalah contoh
alignment DNA dari dua sekuens pendek DNA yang berbeda, "ccatcaac"
dan "caatgggcaac" (tanda "|" menunjukkan kecocokan atau
match di antara kedua sekuens).
Sequence alignment
merupakan metode dasar dalam analisis sekuens. Metode ini digunakan untuk
mempelajari evolusi sekuens-sekuens dari leluhur yang sama (common ancestor).
Ketidakcocokan (mismatch) dalam alignment diasosiasikan dengan proses mutasi,
sedangkan kesenjangan (gap, tanda "–") diasosiasikan dengan proses
insersi atau delesi. Sequence alignment memberikan hipotesis atas proses
evolusi yang terjadi dalam sekuens-sekuens tersebut. Misalnya, kedua sekuens
dalam contoh alignment di atas bisa jadi berevolusi dari sekuens yang sama
"ccatgggcaac". Dalam kaitannya dengan hal ini, alignment juga dapat
menunjukkan posisi-posisi yang dipertahankan (conserved) selama evolusi dalam
sekuens-sekuens protein, yang menunjukkan bahwa posisi-posisi tersebut bisa
jadi penting bagi struktur atau fungsi protein tersebut.
3. Prediksi struktur protein
Secara kimia/fisika,
bentuk struktur protein diungkap dengan kristalografi sinar-X ataupun
spektroskopi NMR, namun kedua metode tersebut sangat memakan waktu dan relatif
mahal. Sementara itu, metode sekuensing protein relatif lebih mudah
mengungkapkan sekuensasam amino protein. Prediksi struktur protein berusaha
meramalkan struktur tiga dimensi protein berdasarkan sekuens asam aminonya
(dengan kata lain, meramalkan struktur tersier dan struktur sekunder berdasarkan
struktur primer protein). Secara umum, metode prediksi struktur protein yang
ada saat ini dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu metode pemodelan
protein komparatif dan metode pemodelan de novo.
Pemodelan protein
komparatif (comparative protein modelling) meramalkan struktur suatu protein
berdasarkan struktur protein lain yang sudah diketahui. Salah satu penerapan
metode ini adalah pemodelan homologi (homology modelling), yaitu prediksi
struktur tersier protein berdasarkan kesamaan struktur primer protein.
Pemodelan homologi didasarkan pada teori bahwa dua protein yang homologmemiliki
struktur yang sangat mirip satu sama lain. Pada metode ini, struktur suatu
protein (disebut protein target) ditentukan berdasarkan struktur protein lain
(protein templat) yang sudah diketahui dan memiliki kemiripan sekuens dengan
protein target tersebut. Selain itu, penerapan lain pemodelan komparatif adalah
protein threading yang didasarkan pada kemiripan struktur tanpa kemiripan
sekuens primer. Latar belakang protein threading adalah bahwa struktur protein
lebih dikonservasi daripada sekuens protein selama evolusi; daerah-daerah yang
penting bagi fungsi protein dipertahankan strukturnya. Pada pendekatan ini,
struktur yang paling kompatibel untuk suatu sekuens asam amino dipilih dari
semua jenis struktur tiga dimensi protein yang ada. Metode-metode yang
tergolong dalam protein threading berusaha menentukan tingkat kompatibilitas
tersebut.
Dalam pendekatan de
novo atau ab initio, struktur protein ditentukan dari sekuens primernya tanpa
membandingkan dengan struktur protein lain. Terdapat banyak kemungkinan dalam
pendekatan ini, misalnya dengan menirukan proses pelipatan (folding) protein
dari sekuens primernya menjadi struktur tersiernya (misalnya dengan simulasi dinamika
molekular), atau dengan optimisasi global fungsi energi protein.
Prosedur-prosedur ini cenderung membutuhkan proses komputasi yang intens,
sehingga saat ini hanya digunakan dalam menentukan struktur protein-protein
kecil. Beberapa usaha telah dilakukan untuk mengatasi kekurangan sumber daya
komputasi tersebut, misalnya dengan superkomputer (misalnya superkomputer Blue
Gene dari IBM) atau komputasi terdistribusi(distributed computing, misalnya
proyek Folding@home) maupun komputasi grid.
4. Analisis ekspresi
gen
Ekspresi gen dapat ditentukan dengan mengukur
kadar mRNA dengan berbagai macam teknik (misalnya dengan microarray
ataupunSerial Analysis of Gene Expression ["Analisis Serial Ekspresi
Gen", SAGE]). Teknik-teknik tersebut umumnya diterapkan pada analisis
ekspresi gen skala besar yang mengukur ekspresi banyak gen (bahkan genom) dan
menghasilkan data skala besar. Metode-metode penggalian data (data mining)
diterapkan pada data tersebut untuk memperoleh pola-pola informatif. Sebagai
contoh, metode-metode komparasi digunakan untuk membandingkan ekspresi di
antara gen-gen, sementara metode-metode klastering (clustering) digunakan untuk
mempartisi data tersebut berdasarkan kesamaan ekspresi gen.
Bidang-Bidang yang Terkait dengan Bioinformatika
1. Biophysics
Biologi molekul sendiri
merupakan pengembangan yang lahir dari biophysics. Biophysics adalah sebuah
bidang interdisipliner yang mengaplikasikan teknik- teknik dari ilmu Fisika
untuk memahami struktur dan fungsi biologi (British Biophysical Society).
Sesuai dengan definisi di atas, bidang ini merupakan suatu bidang yang luas.
Namun secara langsung disiplin ilmu ini terkait dengan Bioinformatika karena
penggunaan teknik-teknik dari ilmu Fisika untuk memahami struktur membutuhkan
penggunaan TI.
2. Computational Biology
Computational biology
merupakan bagian dari Bioinformatika (dalam arti yang paling luas) yang paling
dekat dengan bidang Biologi umum klasik. Fokus dari computational biology
adalah gerak evolusi, populasi, dan biologi teoritis daripada biomedis dalam
molekul dan sel. Tak dapat dielakkan bahwa Biologi Molekul cukup penting dalam
computational biology, namun itu bukanlah inti dari disiplin ilmu ini. Pada
penerapan computational biology, model-model statistika untuk fenomena biologi
lebih disukai dipakai dibandingkan dengan model sebenarnya. Dalam beberapa hal
cara tersebut cukup baik mengingat pada kasus tertentu eksperimen langsung pada
fenomena biologi cukup sulit. Tidak semua dari computational biology merupakan
Bioinformatika, seperti contohnya Model Matematika bukan merupakan Bioinformatika,
bahkan meskipun dikaitkan dengan masalah biologi.
3. Medical Informatics
Menurut Aamir Zakaria
[ZAKARIA2004] Pengertian dari medical informatics adalah “sebuah disiplin ilmu
yang baru yang didefinisikan sebagai pembelajaran, penemuan, dan implementasi dari
struktur dan algoritma untuk meningkatkan komunikasi, pengertian dan manajemen
informasi medis.” Medical informatics lebih memperhatikan struktur dan
algoritma untuk pengolahan data medis, dibandingkan dengan data itu sendiri.
Disiplin ilmu ini, untuk alasan praktis, kemungkinan besar berkaitan dengan
data-data yang didapatkan pada level biologi yang lebih “rumit” –yaitu
informasi dari sistem-sistem superselular, tepat pada level populasi—di mana
sebagian besar dari Bioinformatika lebih memperhatikan informasi dari sistem
dan struktur biomolekul dan selular.
4. Cheminformatics
Cheminformatics adalah
kombinasi dari sintesis kimia, penyaringan biologis, dan pendekatan data-mining
yang digunakan untuk penemuan dan pengembangan obat (Cambridge Healthech
Institute’s Sixth Annual Cheminformatics conference). Pengertian disiplin ilmu
yang disebutkan di atas lebih merupakan identifikasi dari salah satu aktivitas
yang paling populer dibandingkan dengan berbagai bidang studi yang mungkin ada
di bawah bidang ini.
Salah satu contoh
penemuan obat yang paling sukses sepanjang sejarah adalah penisilin, dapat
menggambarkan cara untuk menemukan dan mengembangkan obatobatan hingga sekarang
–meskipun terlihat aneh–. Cara untuk menemukan dan mengembangkan obat adalah
hasil dari kesempatan, observasi, dan banyak proses kimia yang intensif dan
lambat. Sampai beberapa waktu yang lalu, disain obat dianggap harus selalu
menggunakan kerja yang intensif, proses uji dan gagal (trial-error process).
Kemungkinan penggunaan
TI untuk merencanakan secara cerdas dan dengan mengotomatiskan proses-proses
yang terkait dengan sintesis kimiawi dari komponen-komponen pengobatan
merupakan suatu prospek yang sangat menarik bagi ahli kimia dan ahli biokimia.
Penghargaan untuk menghasilkan obat yang dapat dipasarkan secara lebih cepat
sangatlah besar, sehingga target inilah yang merupakan inti dari
cheminformatics.
Ruang lingkup akademis
dari cheminformatics ini sangat luas. Contoh bidang minatnya antara lain:
Synthesis Planning, Reaction and Structure Retrieval, 3-D Structure Retrieval,
Modelling, Computational Chemistry, Visualisation Tools and Utilities.
5. Genomics
Genomics adalah bidang
ilmu yang ada sebelum selesainya sekuen genom, kecuali dalam bentuk yang paling
kasar. Genomics adalah setiap usaha untuk menganalisa atau membandingkan
seluruh komplemen genetik dari satu spesies atau lebih. Secara logis tentu saja
mungkin untuk membandingkan genom-genom dengan membandingkan kurang lebih suatu
himpunan bagian dari gen di dalam genom yang representatif.
6. Mathematical Biology
Mathematical biology
lebih mudah dibedakan dengan Bioinformatika daripada computational biology
dengan Bioinformatika. Mathematical biology juga menangani masalah-masalah
biologi, namun metode yang digunakan untuk menangani masalah tersebut tidak
perlu secara numerik dan tidak perlu diimplementasikan dalam software maupun
hardware. Bahkan metode yang dipakai tidak perlu “menyelesaikan” masalah
apapun; dalam mathematical biology bisa dianggap beralasan untuk
mempublikasikan sebuah hasil yang hanya menyatakan bahwa suatu masalah biologi
berada pada kelas umum tertentu. Menurut Alex Kasman [KASMAN2004] Secara umum
mathematical biology melingkupi semua ketertarikan teoritis yang tidak perlu
merupakan sesuatu yang beralgoritma, dan tidak perlu dalam bentuk molekul, dan
tidak perlu berguna dalam menganalisis data yang terkumpul.
7. Proteomics
Istilah proteomics
pertama kali digunakan untuk menggambarkan himpunan dari protein-protein yang
tersusun (encoded) oleh genom. Ilmu yang mempelajari proteome, yang disebut
proteomics, pada saat ini tidak hanya memperhatikan semua protein di dalam sel
yang diberikan, tetapi juga himpunan dari semua bentuk isoform dan modifikasi
dari semua protein, interaksi diantaranya, deskripsi struktural dari
proteinprotein dan kompleks-kompleks orde tingkat tinggi dari protein, dan
mengenai masalah tersebut hampir semua pasca genom. Michael J. Dunn [DUNN2004],
Pemimpin Redaksi dari Proteomics mendefiniskan kata “proteome” sebagai: “The
PROTEin complement of the genOME”. Dan mendefinisikan proteomics berkaitan
dengan: “studi kuantitatif dan kualitatif dari ekspresi gen di level dari
protein-protein fungsional itu sendiri”. Yaitu: “sebuah antarmuka antara
biokimia protein dengan biologi molekul”.
Mengkarakterisasi
sebanyak puluhan ribu protein-protein yang dinyatakan dalam sebuah tipe sel
yang diberikan pada waktu tertentu –apakah untuk mengukur berat molekul atau
nilai-nilai isoelektrik protein-protein tersebut– melibatkan tempat penyimpanan
dan perbandingan dari data yang memiliki jumlah yang sangat besar, tak
terhindarkan lagi akan memerlukan Bioinformatika.
8. Pharmacogenomics
Pharmacogenomics adalah
aplikasi dari pendekatan genomik dan teknologi pada identifikasi dari
target-target obat. Contohnya meliputi menjaring semua genom untuk penerima
yang potensial dengan menggunakan cara Bioinformatika, atau dengan menyelidiki
bentuk pola dari ekspresi gen di dalam baik patogen maupun induk selama
terjadinya infeksi, atau maupun dengan memeriksa karakteristik pola-pola
ekspresi yang ditemukan dalam tumor atau contoh dari pasien untuk kepentingan
diagnosa (kemungkinan untuk mengejar target potensial terapi kanker). Istilah
pharmacogenomics digunakan lebih untuk urusan yang lebih “trivial” — tetapi
dapat diargumentasikan lebih berguna– dari aplikasi pendekatan Bioinformatika
pada pengkatalogan dan pemrosesan informasi yang berkaitan dengan ilmu Farmasi
dan Genetika, untuk contohnya adalah pengumpulan informasi pasien dalam
database.
9. Pharmacogenetics
Tiap individu mempunyai
respon yang berbeda-beda terhadap berbagai pengaruh obat; sebagian ada yang
positif, sebagian ada yang sedikit perubahan yang tampak pada kondisi mereka
dan ada juga yang mendapatkan efek samping atau reaksi alergi. Sebagian dari
reaksi-reaksi ini diketahui mempunyai dasar genetik.
Pharmacogenetics adalah bagian dari pharmacogenomics yang menggunakan metode genomik/Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik, contohnya SNP (Single Nucleotide Polymorphisms), karakteristik dari profil respons pasien tertentu dan menggunakan informasi-informasi tersebut untuk memberitahu administrasi dan pengembangan terapi pengobatan.
Secara menakjubkan pendekatan tersebut telah digunakan untuk “menghidupkan kembali” obat-obatan yang sebelumnya dianggap tidak efektif, namun ternyata diketahui manjur pada sekelompok pasien tertentu. Disiplin ilmu ini juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan dosis kemoterapi pada pasien-pasien tertentu. Gambaran dari sebagian bidang-bidang yang terkait dengan Bioinformatika di atas memperlihatkan bahwa Bioinformatika mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan mempunyai peran yang sangat besar dalam bidangnya. Bahkan pada bidang pelayanan kesehatan Bioinformatika menimbulkan disiplin ilmu baru yang menyebabkan peningkatan pelayanan kesehatan.
Pharmacogenetics adalah bagian dari pharmacogenomics yang menggunakan metode genomik/Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik, contohnya SNP (Single Nucleotide Polymorphisms), karakteristik dari profil respons pasien tertentu dan menggunakan informasi-informasi tersebut untuk memberitahu administrasi dan pengembangan terapi pengobatan.
Secara menakjubkan pendekatan tersebut telah digunakan untuk “menghidupkan kembali” obat-obatan yang sebelumnya dianggap tidak efektif, namun ternyata diketahui manjur pada sekelompok pasien tertentu. Disiplin ilmu ini juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan dosis kemoterapi pada pasien-pasien tertentu. Gambaran dari sebagian bidang-bidang yang terkait dengan Bioinformatika di atas memperlihatkan bahwa Bioinformatika mempunyai ruang lingkup yang sangat luas dan mempunyai peran yang sangat besar dalam bidangnya. Bahkan pada bidang pelayanan kesehatan Bioinformatika menimbulkan disiplin ilmu baru yang menyebabkan peningkatan pelayanan kesehatan.
Contoh Aplikasi dan Implikasinya
Bioinformatika dalam Dunia Kedokteran
1. Bioinformatika dalam
bidang klinis
Perananan
Bioinformatika dalam bidang klinis ini sering juga disebut sebagai informatika
klinis (clinical informatics). Aplikasi dari clinical informatics ini adalah
berbentuk manajemen data-data klinis dari pasien melalui Electrical Medical
Record (EMR) yang dikembangkan oleh Clement J.
Sebagai salah satu
contoh, jika kita ingin melihat tentang kanker payudara, kita tinggal masukan
kata-kata dan setelah searching akan keluar berbagai jenis kanker payudara.
Kalau kita ingin mengetahui lebih detil tetang salah satu diantaranya, kita
tinggal klik dan akan mendapatkan informasi detil mengenai hal tersebut beserta
posisi gen penyebabnya di dalam koromosom.
2. Bioinformatika untuk
penemuan obat
Walaupun dengan sarana
Bioinformatika bisa diperkirakan senyawa yang berinteraksi dan menekan fungsi
suatu enzim, hasilnya harus dikonfirmasi melalui eksperiment di laboratorium.
Namun dengan Bioinformatika, semua proses ini bisa dilakukan lebih cepat
sehingga lebih efesien baik dari segi waktu maupun finansial.
3. Bioinformatika untuk
identifikasi agent penyakit baru
Bioinformatika juga
menyediakan tool yang esensial untuk identifikasi agent penyakit yang belum dikenal
penyebabnya. Banyak sekali contoh-contoh penyakit baru (emerging diseases) yang
muncul dalam dekade ini, dan diantaranya yang masih hangat di telinga kita tentu
saja SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Pada awal munculnya
penyakit ini, ada beberapa pendapat tentang penyebabnya. Dari gejala pengidap
SARS, diperkirakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus influenza karena
gejalanya mirip dengan gejala pengidap influenza. Tetapi virus influenza tidak
terisolasi dari pasien, sehingga dugaan ini salah. Selain itu juga diperkirakan
bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri Candida karena bakteri ini
terisolasi dari beberapa pasien. Tapi karena hanya terisolasi dari sebagian
kecil pasien, perkiraan ini juga salah. Akhirnya ditemukan bahwa dari sebagian
besar pasien SARS terisolasi virus corona yang jika dilihat dari morfologinya.
Sekuen genom virus ini kemudian dibaca dan dari hasil analisa dikonfirmasikan
bahwa penyebab SARS adalah virus corona yang telah berubah (mutasi) dari virus
corona yang ada selama ini.
4. Bioinformatika untuk
diagnosa penyakit baru
Untuk penyakit baru
diperlukan diagnosa yang akurat sehingga bisa dibedakan dengan penyakit lain. Diagnosa
yang akurat ini sangat diperlukan untuk penanganan pasien seperti pemberian
obat dan perawatan yang tepat. Jika pasien terinfeksi virus influenza dengan panas
tinggi, hanya akan sembuh, jika diberi obat yang cocok untuk infeksi virus
influenza. Sebaliknya, tidak akan sembuh kalau diberi obat untuk malaria.
Karena itu, diagnosa yang tepat untuk suatu penyakit sangat diperlukan.
Bioinformatika dalam Virologi
Sebelum kemajuan
bioinformatika, untuk mengklasifikasikan virus kita harus melihat morfologinya
terlebih dahulu. Untuk melihat morfologi virus dengan akurat, biasanya digunakan
mikroskop elektron yang harganya sangat mahal sehingga tidak bisa dimiliki oleh
semua laboratorium. Selain itu, kita harus bisa mengisolasi dan mendapatkan
virus itu sendiri.
Isolasi virus adalah
suatu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak virus yang tidak bisa dikulturkan,
apalagi diisolasi. Virus hepatitis C (HCV), misalnya, sampai saat ini belum ada
yang bisa mengkulturkannya, sehingga belum ada yang tahu bentuk morfologi virus
ini. Begitu juga virus hepatitis E (HEV) dan kelompok virus yang termasuk ke dalam
family Calliciviridae, dimana sampai saat ini belum ditemukan sistem
pengkulturannya.
Walaupun untuk beberapa
virus bisa dikulturkan, tidak semuanya bisa diisolasi dengan mudah. Oleh karena
itu, sebelum perkembangan bioinformatika, kita tidak bisa mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan virus-virus semacam ini.
Dengan kemajuan teknik
isolasi DNA/RNA, teknik sekuensing dan ditunjang dengan kemajuan
bioinformatika, masalah diatas bisa teratasi. Untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan virus, isolasi virus tidak lagi menjadi suatu hal yang
mutlak. Kita cukup dengan hanya melakukan sekuensing terhadap gen-nya. Ini
adalah salah satu hasil kemajuan bioinformatika yang nyata dalam bidang
virologi.
SUMBER :
SUMBER :
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Diberdayakan oleh Blogger.
Arsip
Daftar Blog Saya
About Me
- Unknown
Popular Posts
-
Pengertian Stratifikasi sosial berasal dari bahasa Latin 'stratum' yang berarti tingkatan dan 'socius' yang berarti t...
-
Salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya d...
-
POKOK BAHASAN 1 : Teknologi Game, Bisnis dalam Game Komputer, 3D Engine dan Scene Graph Teknologi Game Siapa yang tidak kena...
-
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server adalah server yang memiliki layanan untuk memberikan IP secara dinamis atau otomatis kepa...
-
Call of Duty (pertama dirilis pada tanggal 29 Oktober 2003) adalah permainan tembak-menembak orang-pertama dengan engine berdasarkan permai...
-
Mobile computing atau komputasi bergerak memiliki beberapa penjelasan, salah satunya komputasi bergerak merupakan kemajuan teknologi ko...
-
Pertukaran Data Elektronik (Electronic Data Interchange / EDI) adalah transmisi data terstruktur antar organisasi secara elektronis...
-
Cloud Computing atau komputasi awan adalah komputasi berbasis internet, dimana server yang dibagi bersama menyediakan sumber daya, p...
-
1. Pengertian Konflik adalah percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Dalam sastra diartikan bahwa konflik merupakan ketegangan atau...
-
Pertama tama salam kenal agan2 pecinta game.. Disini ane selaku newbie di dunia blog ingin ngeshare tentang game2 yang sedang populer saat i...
0 komentar :
Posting Komentar